1.
TAKARAN DAN TIMBANGAN
وَأَوْفُوا الْكَيْلَ
إِذَا كِلْتُمْ وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ
وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
35. Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
۞ وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ
شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ
ۖ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ
وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ
84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu
selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku
melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir
terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)".
وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا
الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ
أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
85. Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan
timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat
kerusakan.
Sunan Ibn Majah, hadis
no.: 2211
عَنْ سُوَيْدِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ جَلَبْتُ أَنَا وَمَخْرَفَةُ
الْعَبْدِيُّ بَزًّا مِنْ هَجَرَ فَجَاءَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَاوَمَنَا سَرَاوِيلَ وَعِنْدَنَا وَزَّانٌ يَزِنُ
بِالْأَجْرِ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا
وَزَّانُ زِنْ وَأَرْجِحْ
Dari Suyaid bin Qais, ia berkata, "Aku
bersama Makhzamah Al 'Abdy pernah mengimpor pakaian dari Hajar kemudian
Rasulullah mendatangi kami dan kami pun menawarkan barang kami kepada beliau.
Saat itu kami memiliki seorang juru timbang yang kami sewa untuk menimbang.
Maka kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada si tukang timbangan, "Wahai
tukang timbang, timbanglah dan telitilah timbangannya."
Sunan Ibn Majah, hadis no.:2212
سَمِعْتُ مَالِكًا أَبَا صَفْوَانَ بْنَ عُمَيْرَةَ قَالَ
بِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رِجْلَ سَرَاوِيلَ
قَبْلَ الْهِجْرَةِ فَوَزَنَ لِي فَأَرْجَحَ لِي
1820-2251. Dari Malik Abu Sufyan bin 'Umairah,
ia berkata, "Aku pernah membeli dari Rasulullah SAW sebuah celana sebelum
beliau melakukan hijrah ke Madinah. Lalu beliau menimbangnya untukku, dan
dengan teliti beliau melakukannya."
Sunan Ibn Majah, hadis no.: 2213
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَزَنْتُمْ فَأَرْجِحُوا
Dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Jika kalian menimbang (sesuatu), maka
lakukanlah dengan teliti'”
2.
KHIYAR
Sahih Bukhari, hadis no.: 1937.
عَنْ حَكِيم بْن حِزَامٍ رَضِي اللَّه عَنْه
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبَيِّعَانِ
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا
فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
*
Dari Hakim bin Hizam ra. dari Nabi saw.
bersabda: “Dua orang yang melakukan jual beli mempunyai hak khiyar selagi
keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan terbuka, maka jual beli
mereka diberkahi. Jika keduanya berbohong dan tidak terbuka maka berkah jual
beli mereka dihapus.”
Sahih Bukhari, hadis no.: 1969.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللَّه عَنْهمَا
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ بَيِّعَيْنِ لَا
بَيْعَ بَيْنَهُمَا حَتَّى يَتَفَرَّقَا إِلَّا بَيْعَ الْخِيَارِ*
Dari Ibn ‘Umar ra.
dari Nabi saw. Dia bersabda: “Tidak ada jual beli antara dua orang yang berjual beli sampai mereka berpisah kecuali jual beli
khiyar.”
Sahih Muslim, hadis no.: 2803
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنِ ابْتَاعَ شَاةً مُصَرَّاةً
فَهُوَ فِيهَا بِالْخِيَارِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ إِنْ شَاءَ أَمْسَكَهَا وَإِنْ
شَاءَ رَدَّهَا وَرَدَّ مَعَهَا صَاعًا مِنْ تَمْرٍ *
Dari Abi Hurairah
ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa yang membeli seekor kambing yang tidak diperah sehingga ambing
susunya penuh, maka ia boleh memilih selama tiga hari, ia boleh menahannya atau mengembalikannya
dengan menambah satu sha’ kurma (sebagai ganti perahannya).”
3.
MUSYARAKAH DAN MUDHARABAH
MUSYARAKAH
Shad Ayat 24
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ
نَعْجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِ ۖ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي
بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَقَلِيلٌ مَا هُمْ ۗ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ
وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ ۩
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat
zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah
mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta
ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
An-Nisa Ayat 12
وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ
أَزْوَاجُكُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُنَّ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ
فَلَكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِينَ بِهَا أَوْ
دَيْنٍ ۚ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ إِنْ لَمْ يَكُنْ
لَكُمْ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ
الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوصُونَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ
ۗ وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلَالَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ
فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ ۚ فَإِنْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْ ذَٰلِكَ
فَهُمْ شُرَكَاءُ فِي الثُّلُثِ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَىٰ بِهَا أَوْ
دَيْنٍ غَيْرَ مُضَارٍّ ۚ وَصِيَّةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَلِيمٌ
12. Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang
ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika
isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta
yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah
dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan
jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati,
baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau
seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua
jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)
syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Penyantun.
Sunan Abi Dawud, hadis
no.: 2936.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ قَالَ إِنَّ
اللَّهَ يَقُولُ أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا
صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا *
Dari Abu Hurairah, dia menaikkan hadis ini kepada Nabi
saw., “Sesungguhnya Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua
orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang
lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.”
Sunan Ibn Majah, hadis
no.: 2278.
عَنْ السَّائِبِ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتَ شَرِيكِي فِي الْجَاهِلِيَّةِ فَكُنْتَ خَيْرَ شَرِيكٍ
لَا تُدَارِينِي وَلَا تُمَارِينِي
Dari As-Sa'ib, bahwa ia pernah berkata
kepada Nabi Rasulullah SAW, "Engkau adalah sekutu dagangku pada masa
Jahiliyah, dan kau telah menjadi partner (mitra) terbaik dan tidak pernah
bersengketa (memperdayakan dan bertengkar) denganku."
Sunan at Tirmizi
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ
خَشْرَمٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ
سُلَيْمَانَ الْيَشْكُرِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ لَهُ شَرِيكٌ فِي حَائِطٍ فَلَا يَبِيعُ
نَصِيبَهُ مِنْ ذَلِكَ حَتَّى يَعْرِضَهُ عَلَى شَرِيكِهِ
1312. Ali bin Khasyram
menceritakan kepada kami. Isa bin Yunus menceritakan kepada kami, dari
Sa’id, dari Qatadah. dari Sulaiman Al Yasykuri, dari Jabir bin Abdullah. bahwa
Nabi SAW bersabda. "Barangsiapa yang mempunyai hak karena berkongsi
pada sebidang kebun, maka dia tidak boleh menjual bagiannya. hingga dia
menawarkannya terlebih dahulu kepada pemegang hak kongsian yang lain ".
MUDHARABAH
Baihaqi: Sunan al-Baihaqi: 11391
أخبرنا أبو الحسن علي بن أحمد بن عبدان أنبأ أحمد
بن عبيد الصفار ثنا تمتام محمد بن غالب ثنا محمد بن عقبة السدوسي ثنا يونس بن أرقم
الكندي أبو أرقم ثنا أبو الجارود عن حبيب بن يسار عَنِ بْنِ عَبَّاس قَالَ كَانَ الْعَبَّاسُ بْنُ
عَبْدِ الْمُطَّلِبِ إِذَا دَفَعَ مَالًا مُضَارَبَةً اِشْتَرَطَ عَلَى صَاحِبِهِ
أَن لَّا يَسْلُكَ بِهِ بَحْرًا وَلَا يَنْزِلَ بِهِ وَادِيًا وَلَا يَشْتَرِيْ بِهِ
ذَاتَ كَبِدٍ رَطْبَةٍ فَإنْ فَعَلَ فَهُوَ ضَامِنٌ فَرَفَعَ شَرْطَهُ إلَى رَسُوْلِ
اللهِ صلى الله عليه وسلم فَأجَازَهُ (
Telah mengabarkan kepada kami Abu al-H{asan
‘Ali bin Ahmad bin ‘Abda>n dari Ahmad bin
‘Ubaid as}-S{affa>r dari Tamta>m
Muhammad bin Ga>lid dari Muhammad bin
‘Uqbah as-Sudu>si dari Yu>nus
bin Arqam al-Kindi Abu Arqam dari Abu al-Ja>ru>t
dari H{ubaib bin Yasa>r dari
Ibn ‘Aba>s, dia berkata: “ ‘Abbas
Ibn Abd al-Mut}alib jika menyerahkan hartanya (kepada
seorang yang pakar dalam perdagangan) melalui akad muḍārabah, dia mengemukakan
syarat kepadanya bahwa harta itu jangan diperdagangkan melalui lautan,
juga jangan menempuh lembah-lembah, dan tidak boleh dibelikan hewan
ternak. Jika (ketiga) hal itu dilakukan, maka pengelola modal dikenai
ganti rugi. Kemudian syarat yang dikemukakan ‘Abbas Ibn Abd al-Mut}alib
ini disampaikan kepada Rasulullah SAW, dan Rasul membolehkannya”.
Ibn Majah hadis no.: 2280
عَنْ
صَالِحِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثٌ فِيهِنَّ الْبَرَكَةُ الْبَيْعُ
إِلَى أَجَلٍ وَالْمُقَارَضَةُ وَأَخْلَاطُ الْبُرِّ بِالشَّعِيرِ لِلْبَيْتِ لَا
لِلْبَيْعِ *
Dari Shalih bi Shuhaib dari Bapaknya, dia berkata: Rasulullah saw
bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan sya’ir untuk keperluan rumah tangga,
bukan untuk dijual.”
4.
IJARAH
Ath-Thalaq (65): 6.
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِنْ وُجْدِكُمْ
وَلَا تُضَارُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا عَلَيْهِنَّ ۚ وَإِنْ كُنَّ أُولَاتِ حَمْلٍ
فَأَنْفِقُوا عَلَيْهِنَّ حَتَّىٰ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ فَإِنْ أَرْضَعْنَ
لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۖ وَأْتَمِرُوا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ ۖ وَإِنْ
تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَىٰ
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian
jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka
upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.
Al-Qashash (28): 26:
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖ إِنَّ
خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat lagi dapat dipercaya".
Al-Qashash (28): 27:
قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى
ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَىٰ أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ
أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ ۖ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ
Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka
itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu.
Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik".
Al-Kahfi (18): 77:
انْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ
اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا
يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ
أَجْرًا
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi
penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan
dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding
itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu".
Sunan Ibn Majah Hadis no.: 2434
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
*
Dari Abdullah bin Umar berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering.”
Shahih Bukhari, hadis no.: 2075.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ قَالَ اللَّهُ ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رَجُلٌ
أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ وَرَجُلٌ
اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ
*
Dari Abi Hurairah ra. dia berkata: Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: “Ada
tiga kelompok yang Aku menjadi musuh mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama,
orang yang memberi (bersumpah) atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya. Kedua,
orang yang menjual orang merdeka (bukan budak belian), lalu ia memakan
(mengambil) keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang, lalu
pekerja itu memenuhi kewajibannya, sedangkan orang itu tidak membayarkan
upahnya”
5.
GADAI DAN UTANG
PIUTANG
Al-Baqarah (2): 282.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ
بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ
بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ
فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ
وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا
أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ
بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۖ فَإِنْ لَمْ
يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ
الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ
وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ
صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ
أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا
بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا
تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِنْ تَفْعَلُوا
فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang
seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil
di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan
pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Al-Baqarah (2): 283
۞ وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا
فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ ۖ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي
اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا
الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
At-Taubah (9): 60
۞ إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ
حَكِيمٌ
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Bukhari, Hadis no.: 2141.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَتَقَاضَاهُ فَأَغْلَظَ فَهَمَّ بِهِ أَصْحَابُهُ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ فَإِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ
مَقَالًا ثُمَّ قَالَ أَعْطُوهُ سِنًّا مِثْلَ سِنِّهِ قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ إِلَّا أَمْثَلَ مِنْ سِنِّهِ فَقَالَ أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خَيْرِكُمْ
أَحْسَنَكُمْ قَضَاءً *
Dari Abu Hurairah ra, Bahwasanya ada Seorang laki-laki
datang kepada Nabi SAW untuk menagih hutang kepada beliau dengan cara kasar,
sehingga para sahabat berniat untuk “menanganinya”. Beliau bersabda, ‘Biarkan
ia, sebab pemilik hak berhak untuk berbicara;’ lalu sabdanya, ‘Berikanlah
(bayarkanlah) kepada orang ini unta umur setahun seperti untanya (yang dihutang
itu)’. Mereka menjawab, ‘Kami tidak mendapatkannya kecuali yang lebih tua.’
Rasulullah kemudian bersabda: ‘Berikanlah kepada-nya. Sesungguhnya orang yang
paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik di dalam membayar.”
Bukhari, Hadis no.: 2131
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ
الْأَكْوَعِ رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا
فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا لَا فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ أُتِيَ
بِجَنَازَةٍ أُخْرَى فَقَالَ هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ قَالُوا نَعَمْ قَالَ
صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ قَالَ أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ
اللّهِ فَصَلَّى عَلَيه *
Dari Salamah bin al-Akwqa’ ra. “Telah dihadapkan
kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah
saw bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’. Maka,
beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun
bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Ya’. Rasulullah
berkata, ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya).
Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah
pun menshalatkan jenazah tersebut.”
Ibn Majah, Hadis no.: 2396
الزَّعِيمُ غَارِمٌ وَالدَّيْنُ مَقْضِيٌّ
*
“Za’im
(penjamin) adalah gharim (orang yang menanggung utang) dan hutang harus
dibayar”
Nasai, Hadis no.: 4610
عَنْ
عَمْرِو بْنِ الشَّرِيدِ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُّ الْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ
وَعُقُوبَتَهُ *
“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.”
Bukhari, Hadis no.:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّه عَنْه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ فَإِذَا أُتْبِعَ
أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ *
Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Nabi saw. Bersabda:
“Menunda-nunda pembayaran utang yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu
kezaliman. Maka, jika seseorang di antara kamu dialihkan hak penagihan
piutangnya (dihawalahkan) kepada pihak yang mampu, terimalah”
Sunan at-Tirmizi, hadis
no.: 1170.
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَيُوسُفُ
بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ زَكَرِيَّا عَنْ عَامِرٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظَّهْرُ يُرْكَبُ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَلَبَنُ
الدَّرِّ يُشْرَبُ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ
نَفَقَتُهُ
Abu
Kuraib dan Yusuf bin Isa menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Waki'
menceritakan kepada kami dari Zakaria, dari Amir, dari Abu Hurairah RA, ia
berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Punggung hewan boleh ditunggangi
jika digadaikan, dan susu yang ada di kantong susu binatang boleh diminum jika
digadaikan, namun orang yang menunggang dan orang yang meminum wajib
mengeluarkan biaya untuk kebutuhan hewan atau binatang tersebut."
Shahih Bukhari, hadis no.
1926
حَدَّثَنَا مُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ قَالَ ذَكَرْنَا عِنْدَ إِبْرَاهِيمَ الرَّهْنَ
فِى السَّلَمِ فَقَالَ حَدَّثَنِى الأَسْوَدُ عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها
- أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - اشْتَرَى طَعَامًا مِنْ يَهُودِىٍّ
إِلَى أَجَلٍ ، وَرَهَنَهُ دِرْعًا مِنْ حَدِيدٍ .
Telah menceritakan
kepada kami Mu'alla bin Asad telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid telah
menceritakan kepada kami Al A'masy berkata; Kami membicarakan tentang gadai
dalam jual beli kredit (Salam) di hadapan Ibrahim maka dia berkata, telah
menceritakan kepada saya Al Aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahuid yang akan
dibayar Beliau pada waktu tertentu di kemudian hari dan Beliau menjaminkannya (gadai)
dengan baju besi.
Sunan Abi Dawud
1557 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ الْغُدَانِىُّ
أَخْبَرَنَا غَسَّانُ بْنُ عَوْفٍ أَخْبَرَنَا الْجُرَيْرِىُّ عَنْ أَبِى نَضْرَةَ
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ الْمَسْجِدَ فَإِذَا هُوَ بِرَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ يُقَالُ
لَهُ أَبُو أُمَامَةَ فَقَالَ « يَا أَبَا أُمَامَةَ مَا لِى أَرَاكَ جَالِسًا فِى
الْمَسْجِدِ فِى غَيْرِ وَقْتِ الصَّلاَةِ ». قَالَ هُمُومٌ لَزِمَتْنِى وَدُيُونٌ
يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « أَفَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلاَمًا إِذَا أَنْتَ قُلْتَهُ
أَذْهَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمَّكَ وَقَضَى عَنْكَ دَيْنَكَ ». قَالَ قُلْتُ
بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ
الرِّجَالِ ». قَالَ فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَمِّى وَقَضَى عَنِّى دَيْنِى.
(ABUDAUD - 1330) : Telah menceritakan dari Kami Ahmad bin
'Ubaidullah Al Ghudani, telah memberitakan kepada Kami Ghassan bin 'Auf, telah
memberitakan kepada Kami Al Jurairi dari Abu Nadhrah dari Abu Sa'id Al Khudri,
ia berkata; Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam pada suatu hari masuk
masjid dan ternyata terdapat seorang sahabat dari anshar yang dipanggil Abu
Umamah, beliau berkata: "Ada apakah gerangan aku lihat engkau duduk di
masjid bukan pada waktu shalat?" Dia menjawab; kegundahan dan hutang yang
selalu menyelimutiku wahai Rasulullah! Beliau berkata: "Maukah aku ajarkan
perkataan yang apabila kamu ucapkan maka Allah Azza wa jalla akan menghilangkan
kegundahanmu dan melunaskan hutang-hutangmu?" Dia berkata: ya wahai
Rasulullah. Beliau bersabda: "Apabila kamu berada dipagi dan sore hari
maka ucapkanlah: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL HAMMI WAL
HAZANI WA A'UUDZU BIKA MINAL 'AJZI WAL KASALI, WA A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WAL
BUKHLI WA A'UUDZU BIKA MIN GHALABATID DAINI WA QAHRIR RIJAAL (Ya Allah,
aku berlindung kepadaMu dari kegundahan dan kesedihan dan aku berlindung
kepadaMu dari kelemahan dan kemalasan dan aku berlindung kepadaMu dari sifat
penakut dan bakhil dan aku berlindung kepadaMu dari terlilit hutang dan
pemaksaan dari orang lain). Dia berkata: maka akupun melaksanakannya dan ternyata
Allah 'azza wajalla menghilangkan kegundahanku dan melunasi hutang-hutangku.
Sunan an-Nasai
5490 - أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ قَالَ
أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ حَدَّثَنِي حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يَدْعُو بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ
الْعَدُوِّ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ.
قال الشيخ الألباني : صحيح
(NASAI - 5392) : Telah
mengabarkan kepada kami Ahmad bin 'Amru bin As Sarh ia berkata; telah
menceritakan kepadaku Ibnu Wahb ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Huyay
bin Abdullah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abu 'Abdurrahman Al Hubuli
dari Abdullah bin Amru bin Al 'Ash berkata; "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam biasa berdoa dengan kalimat-kalimat seperti ini:
"ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MIN GHALABATID DAINI WA GHALABATID 'ADUWWI WA
SYAMAATATIL A'DA (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang,
dikuasai/dikalahkan musuh dan kebahagiaan musuh)."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar