Page

Selasa, 11 Oktober 2016

MENDISTRIBUSIKAN PRODUK



MAKALAH
BISNIS PENGANTAR

MENDISTRIBUSIKAN PRODUK


DISUSUN OLEH:
M. IRFAN HARI SISWANTO (15830063)
RISKA YANTY (15830074)
KELOMPOK 9

PROGRAM STUDI KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Saluran distribusi menggambarkan jalur barang dari produsen sampai ke pelanggan. Saluran tersebut biasanya melibatkan juga perantara pemasaran, atau perusahaan yang ikut serta dalam proses pemindahan barang sampai ke tangan konsumen. Keputusan perusahaan yang berkaitan dengan distribusi dapat berpengaruh terhadap kinerjanya karena mempengaruhi cakupan produk atas pelanggan. Keputusan distribusi dapat juga mempengaruhi kinerja perusahaan karena mempengaruhi ongkos kirim produk dari asal barang tersebut diproduksi ke tangan pelanggan. Pedagang grosir berperan sebagai perantara dengan membeli produk dari produsen dan menjualnya kepada pengecer. Mereka sangat bermanfaat baik untuk produsen maupun untuk pengecer, seperti yang diterangkan dalam teks ini. Cara pedagang grosir melayani pengecer, pedagang grosir menawarkan lima jasa kunci kepada pengecer : Pergudangan, Promosi, Display, Kredit, dan Informasi, Meskipun sebuah produk telah diproduksi, diberi harga dan didistribusikan dengan tepat, namun masih harus dipromosikan. Umumnya, perusahaan menggunakan promosi sebagai tambahan atas strategi pemasaran yang lain (strategi produk, penentuan harga, dan distribusi), yang diuraikan pada dua bab sebelumnya. Misalnya strategi sebuah pabrik mobil yang memperbaiki kualitas produk ditambah dengan promosi yang menginformasikan kepada konsumen tentang strateginya. Strategi sebuah perusahaan penerbangan untuk menurunkan harganya biasanya ditambah dengan promosi yang menginformasikan konsumen tentang strategi penentuan harganya. Suatu kualitas produk yang diberi harga pantas tidak akan dapat terjual kecuali jika dipromosikan sehingga konsumen mengetahuinya.


1.2              Perumusan Masalah
1.    Apa itu bauran distribusi, saluran distribusi, dan strategi distribusi?
2.    Apa saja perbedaan antara pedagang grosir dan agen/broker serta bagaimana aktivitas e-intermediaries?
3.    Apa saja jenis-jenis pengecer dan toko pengecer?
4.    Apa itu distribusi fisik dan bagaimana aktivitas utama dalam operasi pergudangan?
5.    Apa saja bentuk dasar transportasi dan bagaimana penggunaan distribusi sebagai strategi pemasaran?

1.3       Tujuan
Ø  Menjelaskan bauran distribusi, berbagai saluran distribusi, dan berbagai strategi distribusi.
Ø  Menjelaskan perbedaan-perbedaan antara pedagang grosir dan agen/broker serta menjelaskan aktivitas e-intermediaries.
Ø  Mengidentifikasi jenis-jenis pengecer dan toko pengecer.
Ø  Mendefinisikan distribusi fisik dan menggambarkan aktivitas utama dalam operasi pergudangan.
Ø  Membandingkan lima bentuk dasar transportasi dan menjelaskan penggunaan distribusi sebagai strategi pemasaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bauran, Berbagai Saluran, dan Berbagai Strategi Distribusi

1.      Bauran Distribusi
Dalam suatu perusahaan manufaktur dengan struktur distribusi formal, tanggung jawab untuk hal-hal yang berkaitan dengan distribusi disebarluaskan pada departemen-departemen fungsional lainnya. Misalnya, bagian produksi dapat mengontrol gudang dan transportasi; pemasaran dapat mengontrol saluran distribusi melalui produk bergerak, tingkat layanan yang disediakan bagi konsumen, serta keusangan persediaan; dan departemen keuangan dapat mengontrol komunikasi, pemrosesan data, dan biaya persediaan. Penggolongan-penggolongan yang dilakukan tersebut dapat mendorong masing-masing departemen untuk bekerja sesuai dengan sasarannya masing-masing, berupaya untuk mengoptimalkan kegiatannya masing-masing dengan mengabaikan departemen lain atau kebaikan perusahaan secara keseluruhan.

Rencana distribusi formal ke dalam struktur organisasi perusahaan, walaupun tidak sepenuhnya dapat menghapuskan gesekan antardepartemen yang terjadi, dapat memastikan bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan distribusi diorganisasikan di bawah kontrol terpusat yang memungkinkan dilakukannya fokus. Suatu rencana distribusi formal adalah dasar dari konsep distribusi keseluruhan, karena dimungkinkan dilakukannya tawar-menawar, yaitu dengan sengaja mengeluarkan biaya di satu bidang untuk mendapatkan keuntungan di bidang lain. Misalnya, apakah perusahaan tetap memelihara sederetan gudang atau mungkin cukup didukung oleh pengoperasian sistem transportasi truk yang ditingkatkan? Sudah tentu jenis situasi tawar-menawar yang mungkin terjadi ini merupakan tambahan beban kerja yang besar pada sistem pelaporan biaya perusahaan.

Seorang manajer distribusi yang professional memiliki beberapa variabel dalam menghadapi situasi tawar-menawar. Kelima aspek berikut membentuk bauran distribusi (distribution mix) dan biaya distribusi total dalam suatu perusahaan.

Masing-masing variabel akan dibahas secara singkat.
a.       Fasilitas
Keputusan tentang fasilitas berkaitan dengan persoalan seberapa banyak gudang dan pabrik yang harus didirikan dan di mana gudang gudang tersebut harus ditempatkan. Bagi sebagian besar perusahaan adalah perlu untuk menganggap bahwa lokasi dari pabrik dan gudang saat ini dalam jangka pendek sebagai kondisi yang tak terelakkan, tetapi pertanyaan akan muncul ketika berpikir untuk jangka yang lebih panjang atau ketika sedang mempertimbangkan pembangunan pabrik atau bangunan gudang yang baru. Tugas utama pemasaran adalah untuk memperkirakan sifat, besar, dan sebaran geografis kebutuhan. Menambah jumlah lokasi akan menambah biaya transportasi pengiriman dan mengurangi biaya distribusi eceran. Tugas pemasaran lainnya adalah untuk menetapkan tingkat layanan konsumen yang sebaiknya dilakukan agar dapat membuat keputusan sehubungan dengan tawar-menawar ini.
b.      Persediaan
Biaya persediaan selalu mengambil porsi yang besar dari total biaya distribusi sebagian perusahaan, yang dapat mencapai angka 30 persen dari nilai per tahun. Tingginya biaya ini disebabkan oleh beberapa hal seperti beban bungan, kerusakan, kehilangan, asuransi, dan administrasi. Keputusan seperti seberapa banyak persediaan yang harus ditimbun, di mana ditimbun, dan seberapa besar pesanan yang harus dilakukan adalah hal-hal yang penting. Tingkat persediaan juga penting dalam menentukan tingkat layanan yang akan diberikan perusahaan pada konsumen.
c.       Transportasi
Aspek penting dari keputusan transportasi berkaitan dengan hal-hal seperti model transportasi yang akan digunakan, apakah akan membeli atau me-leasing-kan kendaraan, bagaimana menskedul pengiriman, dan seberapa sering melakukan pengiriman. Dari kelima variabel distribusi, transportasi mungkin mendapatkan perhatian yang paling besar dari perusahaan. Memang transportasi adalah salah satu faset (segi) dari tugas distribusi yang lebih jelas.
d.      Komunikasi
Distribusi bukan semata aliran material melalui saluran distribusi saja, tetapi juga merupakan aliran informasi. Komunikasi melibatkan bidang seperti sistem pemrosesan pesanan, sistem penagihan, dan sistem perkiraan kebutuhan. Tanpa dukungan komunikasi yang efektif, sistem distribusi tidak akan pernah mampu menyediakan layanan konsumen yang memuaskan dalam tingkat biaya yang dapat diterima.
e.       Unitisasi
Cara suatu produk dikemas dan kemudian diakumulasikan ke dalam unit yang lebih besar (misal, satu beban palet) dapat berpengaruh pada keekonomisan distribusi. Misalnya, kemampuan untuk menempatkan barang pada sebuah palet, yang selanjutnya akan menjadi unit beban untuk pemindahan dan penimbunan, dapat membantu menghemat biaya yang cukup besar dalam bidang penanganan dan pergudangan. Penggunaan container sebagai unit dasar pemindahan telah mengubah secara drastic transportasi internasional dan, sampai batas tertentu, transportasi domestik. Sistem rak bergerak dan penetapan harga di ujung, yaitu dengan penggunaan scanner adalah inovasi dalam hal unitisasi lainnya yang telah memberi efek yang dramatis pada bagaimana suatu barang dipasarkan.

2.      Saluran Distribusi
Saluran pemasaran adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk dan jasa yang berguna untuk dipakai atau dikonsumsi.
Saluran pemasaran antara satu bagian dengan bagian lainnya dari suatu organisasi adalah satu kesatuan yang saling tergantung, yang nantinya akan memperlancar arus produk dan jasa kepada konsumen.
Saluran distribusi terdiri dari sekumpulan orang dan perusahaan yang terlibat dalam pemindahan hak atas produk di mana produk berpindah dari produsen ke konsumen atau pemakai bisnis.
Selain itu definisinya dapat diuraikan bahwa proses pemindahan produk atau jasa dari produsen kepada konsumen menyangkut pula pemindahan hak atas produk dan jasa tersebut, prosesnya melibatkan orang-orang dan perusahaan yang memang terlibat dalam pendistribusian tersebut.
Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.”
Dapat disimpulkan bahwa pengertian saluran distribusi adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung, organisasi atau orang-orang yang terlibat di dalamnya melakukan proses perpindahan barang atau jasa yang telah tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
Macam-macam dan Bentuk Saluran Distribusi
Menurut Basu Swastha (1996:209) :
a.       Saluran Distribusi Barang Konsumsi
Merupakan saluran distribusi barang konsumsi yang menghubungkan antara produsen dan konsumen terdiri atas :
1.      Produsen – Konsumen
Ini adalah bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana.saluran distribusi ini tidak menggunakan perantara , ini dikarnakan produsen dapat menjual barangnya langsung kepada konbsumen. Oleh karena itulah saluran ini disebut dengan saluran distribusi langsung.
2.      Produsen – Pangecer – Konsumen
Masih seperti saluran yang diatas saluran ini masih disebut saluiran distribusi langsung. Disini pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada perusahaan. Adapun beberapa produsen mendirikan toko pengecer, sehingga secara langsung melayani konsumen.
3.      Produsen – Pedagang besar – Pengecer – konsumen
Saluran distribusi ini banyak dipergunakan oleh produsen, karena produsen hanya melayani dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pengecer kecil. Salujran ini juga disebut saluran distribusi tradisional.
4.      Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Disini produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia diberi wewenang untuk menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada pengecer besar.
5.      Produsen – Agen – Pedagang besar – Pengecer – Konsumen
Untuk saluran distribusi ini produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan produknya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya ketoko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
b.      Saluran Distribusi Barang Industri
Merupakan saluran distribusi barang industri yang menghubungkan antara produsen dan pemakai industri terdiri atas :
1.      Produsen – Pemakai Industri
Saluran ini merupakn saluran yang pendek didalam distribusi barang industri. Mengingat pendeknya saluran ini maka disebut juga saluran distribusi langsung, biasanya saluran distribusi langsung ini diebut produsen bilamana terjadi trasaksi penjualan pemakai industri cukup besar. Saluran distribusi langsung ini biasanya dipergunakan oleh industru-industri yang besar dan alat-alat berat.
Cotoh : Kapal laut, Pesawat terbang.
2.      Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri
Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan asesosi ini dapat mengunakan distributor industri untuk mencaai pasar.
Contoh : Radio, TV.
3.      Produsen – Agen – Pemakai Industri
Saluran distribusi ini dipakai oleh produsen guna mencari atau memasuki daerah pemasaran baru. Disamping itu untuk memperkenalkan produk barunya produsen ini tidak mempunyai departemen pasar. Produsen lebih senang menggunakan agen.
4.      Produsen – Agen – Distributor Industri – Pemakai Industri
Mengingat panjangnya saluran distribusi ini maka,saluran ini dapat dipakai oleh perusahaan mengingat daya jual perusahaan sangat kecil untuk dijual secara langsung. Disamping itu faktor penyimpanan juga mendapat perhatian oleh karena itu berdasarkan atas lembaga penyaluran fisik maka distribusi dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
·         Distribusi langsung, yaitu penyaluran barang-barang yang secara langsung dilakukan oleh produsen ke konsumen tanpa melalui lembaga-lembaga distribusi.
·         Distribusi semi langsung, yaitu apabila dalam penyaluran barang-barang satu atau lebih lembaga distribusi pada satu level tertentu saja seperti koperasi atau lembaga perusahaan yang ditunjuk.
·         Distribusi tidak langsung, yaitu apabila dalam penyaluran barang-barangnya terdapat beberapa level lembaga-lembaga distribusi yang panjang.

3.      Strategi Distribusi
Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba.
a.       Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.
b.      Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
c.       Strategi Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.

2.2 Pedagang Grosir, Agen/Broker, dan Aktivitas E-Intermediary
Pedagang grosir membeli produk dari produsen dan menjualnya kembali kepada bisnis lain, biasanya menyediakan layanan penyimpanan dan pengantaran barang. Pedagang grosir jasa penuh juga memberikan kredit, pemasaran, dan perdagangan. Pedagang grosir fungsi terbatas hanya memberikan beberapa layanan, kadang-kadang hanya penyimpanan. Drop shipper, misalnya, hanya mengambil pesanan pelanggan, membeli barang dari produsen, dan mengatur pengiriman.
Agen dan broker adalah perwakilan independen dari banyak perusahaan dan bekerja atas dasar komisi. Mereka berfungsi sebagai penjual dan perpanjangan tangan produsen yang tidak memiliki tenaga penjualan.
E-intermediary adalah anggota saluran yang didasarkan pada internet yang menjalankan satu atau dua fungsi:
1.      Mereka mengumpulkan informasi tentang penjual dan menyajikannya bagi konsumen.
2.      Mereka membantu mengirimkan produk-produk internet.
Ada tiga jenis e-intermediary:
1.      Syndicated selling terjadi ketika situs web menawarkan komisi ke situs web lain untuk merujuk pelanggan.
2.      Shopping agent (atau e-agent) membantu konsumen internet dengan mengumpulkan dan memilih informasi (seperti membandingkan harga dan ciri-ciri produk) untuk melakukan pembelian.
3.      Business to business broker adalah perantara e-commerce untuk pelanggan bisnis. Mereka bisa emberikan informasi pasar tebaru dan data harga serta produk.

2.3 Jenis-Jenis Pengecer dan Toko Pengecer
Operasi eceran AS dimasukkan dalam dua klasifikasi:
1.      Pengecer lini produk: Pengecer bercirikan lini produk yang luas termasuk toko serba ada, dan pasar swalayan. Toko khusus yang kecil melayani segmen pasar yang jelas dengan menawarkan lini produk lengkap di bidang produk yang sempit. Pengecer murah: toko-toko diskon, catalog showroom, factory outlet, warehouse club, dan convenience store. Pengecer murah menjual kisaran luas produk dan tampil dalam banyak bentuk.
2.      Bentuk dari pengecer tanpa toko mencakup direct-response retailing, seperti juga telemarketing, di mana perusahaan melakukan kontak langsung dengan pelanggan untuk menginformasikan produk ke pelanggan dan mengambil pesanan penjualan. Mail order (atau catalog marketing) adalah bentuk direct-response retailing, seperti juga telemarketing. Penjualan langsung masih digunakan oleh erusahaan yang menjual dari rumah ke rumah atau melalui home-selling parties. Pengecer elektronis menggunakan jaringan komunikasi yang memungkinkan penjual berhubungan dengan komputer konsumen. Toko ritel melali internet mencakup electronic storefront, di mana konsumen mengumpulkan informasi tentang produk, mengajukan pesanan, dan membayar pembelian. Pelanggan bisa juga mengunjungi cybermall: kumpulan virtual store-front yang menggambarkan beraneka ciri produk melalui internet.



2.4 Distribusi Fisik dan Operasi Pergudangan
Distribusi fisik mengacu pada semua kegiatan yang dibutuhkan untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen, sehingga produk tersebut tersedia di mana dan kapan saja diinginkan konsumen pada harga yang layak. Kegiatan distribusi fisik mencakup pemberian layanan pelanggan, pergudangan menyediakan penyimpanan produk untuk periode yang singkat dan lebih lama. Pusat distribusi menyimpan produk yang permintaan pasarnya tetap dan tinggi. Rantai eceran, pedagang grosir, dan produsen menggunakannya untuk memecahkan jumlah dagangan yang besar ke dalam jumlah yang lebih kecil yang diminta toko atau pelanggan.
Operasi gudang umum mencakup dua biaya penting: selain menjaga apa yang ada supaya senantiasa tetap berada dalam jalur, pengendalian persediaan mencakup tindakan penyeimbangan yang memastikan bahwa walaupun setiap saat harus ada pasokan dan produk yang tepat dalam persediaan, pasokan berlebih dapat dihindari. Penanganan material merujuk pada transportasi, pengaturan, dan perolehan kembali barang-barang persediaan.

2.5 Transportasi dan Distribusi Sebagai Strategi Pemasaran
Ada lima model transportasi yang berbeda, baik dalam biaya maupun kecepatan pengiriman. Truk, keuntungan truk mencakup keluwesan, layanan cepat, dan ketergantungan. Sedangkan kereta api, terutama digunakan untuk mengangkut barang-barang yang berat, besar seperti mobil dan baja. Transportasi udara, adala model transportasi paling cepat yang tersedia dan keuntungan lainnya yaitu rendahnya biaya penanganan, pengemasan, serta pembongkaran kemasan. Akan tetapi angkutan udara adalah bentuk transportasi yang paling mahal. Angkutan air, adalah yang paling murah namun lambat. Jalur pipa, digunakan untuk mengangkut cairan dan gas, jalur pipa sifatnya lambat dan tidak fleksibel namun justru menyediakan aliran produk yang konstan dan tidak terpengaruh oleh cuaca.
Banyak perusahaan menganggap distribusi sebagai ladasan bagi strategi bisnis. Pendekatan ini berarti menilai dan merampingkan seluruh kisaran kegiatan yang tercakup dalam membawa produk ke pelanggan. Hub merupakan gerai distribusi sentral yang mengontrol semua kegiatan distribusi perusahaan melalui dua strategi yang bertentangan:
1.      Supply-side hub paling masuk akal bila pengirimannya besar mengalirsecara teratur ke satu pengguna industri. Untuk menghilangkan kemacetan, beberapa perusahaan mengoperasikan prestaging hub di mana semua pasokan yang masuk dikelola untuk memenuhijadwal produksi.
2.      Distribution-side hub menerima produk akhir sebuah perusahaan, yang mungkin saja diproduksi di pabrik yang tersebar di seluruh dunia, dan mengkoordinasikan pengiriman ke pelanggan yang juga berlokasi di seluruh dunia.



BAB III
PENUTUP

            Demikian makalah Bisnis Pengantar tentang “Mendistribusikan Produk” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan kurang lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.
3.1       Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
           Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar