MAKALAH
BISNIS
PENGANTAR
MENDISTRIBUSIKAN PRODUK
DISUSUN
OLEH:
M.
IRFAN HARI SISWANTO (15830063)
RISKA YANTY (15830074)
KELOMPOK 9
RISKA YANTY (15830074)
KELOMPOK 9
PROGRAM
STUDI KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saluran distribusi menggambarkan jalur barang dari
produsen sampai ke pelanggan. Saluran tersebut biasanya melibatkan juga
perantara pemasaran, atau perusahaan yang ikut serta dalam proses pemindahan
barang sampai ke tangan konsumen. Keputusan perusahaan yang berkaitan dengan
distribusi dapat berpengaruh terhadap kinerjanya karena mempengaruhi cakupan
produk atas pelanggan. Keputusan distribusi dapat juga mempengaruhi kinerja
perusahaan karena mempengaruhi ongkos kirim produk dari asal barang tersebut
diproduksi ke tangan pelanggan. Pedagang grosir berperan sebagai perantara
dengan membeli produk dari produsen dan menjualnya kepada pengecer. Mereka
sangat bermanfaat baik untuk produsen maupun untuk pengecer, seperti yang
diterangkan dalam teks ini. Cara pedagang grosir melayani pengecer, pedagang
grosir menawarkan lima jasa kunci kepada pengecer : Pergudangan, Promosi,
Display, Kredit, dan Informasi, Meskipun sebuah produk telah diproduksi, diberi
harga dan didistribusikan dengan tepat, namun masih harus dipromosikan.
Umumnya, perusahaan menggunakan promosi sebagai tambahan atas strategi
pemasaran yang lain (strategi produk, penentuan harga, dan distribusi), yang
diuraikan pada dua bab sebelumnya. Misalnya strategi sebuah pabrik mobil yang
memperbaiki kualitas produk ditambah dengan promosi yang menginformasikan
kepada konsumen tentang strateginya. Strategi sebuah perusahaan penerbangan
untuk menurunkan harganya biasanya ditambah dengan promosi yang
menginformasikan konsumen tentang strategi penentuan harganya. Suatu kualitas
produk yang diberi harga pantas tidak akan dapat terjual kecuali jika
dipromosikan sehingga konsumen mengetahuinya.
1.2
Perumusan Masalah
1. Apa itu bauran distribusi, saluran
distribusi, dan strategi distribusi?
2. Apa saja perbedaan antara pedagang grosir
dan agen/broker serta bagaimana aktivitas e-intermediaries?
3. Apa saja jenis-jenis pengecer dan toko
pengecer?
4. Apa itu distribusi fisik dan bagaimana
aktivitas utama dalam operasi pergudangan?
5. Apa saja bentuk dasar transportasi dan
bagaimana penggunaan distribusi sebagai strategi pemasaran?
1.3 Tujuan
Ø Menjelaskan bauran distribusi, berbagai saluran distribusi, dan
berbagai strategi distribusi.
Ø Menjelaskan perbedaan-perbedaan antara pedagang grosir dan
agen/broker serta menjelaskan aktivitas e-intermediaries.
Ø Mengidentifikasi jenis-jenis pengecer dan toko pengecer.
Ø Mendefinisikan distribusi fisik dan menggambarkan aktivitas utama
dalam operasi pergudangan.
Ø Membandingkan lima bentuk dasar transportasi dan menjelaskan
penggunaan distribusi sebagai strategi pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bauran,
Berbagai Saluran, dan Berbagai Strategi Distribusi
1.
Bauran Distribusi
Dalam suatu perusahaan manufaktur
dengan struktur distribusi formal, tanggung jawab untuk hal-hal yang berkaitan
dengan distribusi disebarluaskan pada departemen-departemen fungsional lainnya.
Misalnya, bagian produksi dapat mengontrol gudang dan transportasi; pemasaran
dapat mengontrol saluran distribusi melalui produk bergerak, tingkat layanan
yang disediakan bagi konsumen, serta keusangan persediaan; dan departemen
keuangan dapat mengontrol komunikasi, pemrosesan data, dan biaya persediaan.
Penggolongan-penggolongan yang dilakukan tersebut dapat mendorong masing-masing
departemen untuk bekerja sesuai dengan sasarannya masing-masing, berupaya untuk
mengoptimalkan kegiatannya masing-masing dengan mengabaikan departemen lain
atau kebaikan perusahaan secara keseluruhan.
Rencana distribusi formal ke dalam
struktur organisasi perusahaan, walaupun tidak sepenuhnya dapat menghapuskan
gesekan antardepartemen yang terjadi, dapat memastikan bahwa semua kegiatan
yang berkaitan dengan distribusi diorganisasikan di bawah kontrol terpusat yang
memungkinkan dilakukannya fokus. Suatu rencana distribusi formal adalah dasar
dari konsep distribusi keseluruhan, karena dimungkinkan dilakukannya
tawar-menawar, yaitu dengan sengaja mengeluarkan biaya di satu bidang untuk
mendapatkan keuntungan di bidang lain. Misalnya, apakah perusahaan tetap memelihara
sederetan gudang atau mungkin cukup didukung oleh pengoperasian sistem
transportasi truk yang ditingkatkan? Sudah tentu jenis situasi tawar-menawar
yang mungkin terjadi ini merupakan tambahan beban kerja yang besar pada sistem
pelaporan biaya perusahaan.
Seorang manajer distribusi yang
professional memiliki beberapa variabel dalam menghadapi situasi tawar-menawar.
Kelima aspek berikut membentuk bauran distribusi (distribution mix) dan
biaya distribusi total dalam suatu perusahaan.
Masing-masing variabel akan dibahas
secara singkat.
a.
Fasilitas
Keputusan tentang fasilitas
berkaitan dengan persoalan seberapa banyak gudang dan pabrik yang harus
didirikan dan di mana gudang gudang tersebut harus ditempatkan. Bagi sebagian
besar perusahaan adalah perlu untuk menganggap bahwa lokasi dari pabrik dan
gudang saat ini dalam jangka pendek sebagai kondisi yang tak terelakkan, tetapi
pertanyaan akan muncul ketika berpikir untuk jangka yang lebih panjang atau
ketika sedang mempertimbangkan pembangunan pabrik atau bangunan gudang yang
baru. Tugas utama pemasaran adalah untuk memperkirakan sifat, besar, dan
sebaran geografis kebutuhan. Menambah jumlah lokasi akan menambah biaya
transportasi pengiriman dan mengurangi biaya distribusi eceran. Tugas pemasaran
lainnya adalah untuk menetapkan tingkat layanan konsumen yang sebaiknya
dilakukan agar dapat membuat keputusan sehubungan dengan tawar-menawar ini.
b.
Persediaan
Biaya persediaan selalu mengambil
porsi yang besar dari total biaya distribusi sebagian perusahaan, yang dapat
mencapai angka 30 persen dari nilai per tahun. Tingginya biaya ini disebabkan
oleh beberapa hal seperti beban bungan, kerusakan, kehilangan, asuransi, dan
administrasi. Keputusan seperti seberapa banyak persediaan yang harus ditimbun,
di mana ditimbun, dan seberapa besar pesanan yang harus dilakukan adalah
hal-hal yang penting. Tingkat persediaan juga penting dalam menentukan tingkat
layanan yang akan diberikan perusahaan pada konsumen.
c.
Transportasi
Aspek penting dari keputusan
transportasi berkaitan dengan hal-hal seperti model transportasi yang akan
digunakan, apakah akan membeli atau me-leasing-kan kendaraan, bagaimana
menskedul pengiriman, dan seberapa sering melakukan pengiriman. Dari kelima
variabel distribusi, transportasi mungkin mendapatkan perhatian yang paling
besar dari perusahaan. Memang transportasi adalah salah satu faset (segi) dari
tugas distribusi yang lebih jelas.
d.
Komunikasi
Distribusi bukan semata aliran
material melalui saluran distribusi saja, tetapi juga merupakan aliran
informasi. Komunikasi melibatkan bidang seperti sistem pemrosesan pesanan,
sistem penagihan, dan sistem perkiraan kebutuhan. Tanpa dukungan komunikasi yang
efektif, sistem distribusi tidak akan pernah mampu menyediakan layanan konsumen
yang memuaskan dalam tingkat biaya yang dapat diterima.
e.
Unitisasi
Cara suatu produk dikemas dan
kemudian diakumulasikan ke dalam unit yang lebih besar (misal, satu beban palet)
dapat berpengaruh pada keekonomisan distribusi. Misalnya, kemampuan untuk
menempatkan barang pada sebuah palet, yang selanjutnya akan menjadi unit beban
untuk pemindahan dan penimbunan, dapat membantu menghemat biaya yang cukup
besar dalam bidang penanganan dan pergudangan. Penggunaan container sebagai
unit dasar pemindahan telah mengubah secara drastic transportasi internasional
dan, sampai batas tertentu, transportasi domestik. Sistem rak bergerak dan
penetapan harga di ujung, yaitu dengan penggunaan scanner adalah inovasi dalam
hal unitisasi lainnya yang telah memberi efek yang dramatis pada bagaimana
suatu barang dipasarkan.
2.
Saluran Distribusi
Saluran pemasaran adalah seperangkat
organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk
dan jasa yang berguna untuk dipakai atau dikonsumsi.
Saluran pemasaran antara satu bagian
dengan bagian lainnya dari suatu organisasi adalah satu kesatuan yang saling
tergantung, yang nantinya akan memperlancar arus produk dan jasa kepada
konsumen.
Saluran distribusi terdiri dari
sekumpulan orang dan perusahaan yang terlibat dalam pemindahan hak atas produk
di mana produk berpindah dari produsen ke konsumen atau pemakai bisnis.
Selain itu definisinya dapat
diuraikan bahwa proses pemindahan produk atau jasa dari produsen kepada
konsumen menyangkut pula pemindahan hak atas produk dan jasa tersebut,
prosesnya melibatkan orang-orang dan perusahaan yang memang terlibat dalam
pendistribusian tersebut.
Saluran distribusi adalah
seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) pemindahan barang
dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir.”
Dapat disimpulkan bahwa pengertian saluran distribusi adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung, organisasi atau orang-orang yang terlibat di dalamnya melakukan proses perpindahan barang atau jasa yang telah tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian saluran distribusi adalah seperangkat organisasi yang saling tergantung, organisasi atau orang-orang yang terlibat di dalamnya melakukan proses perpindahan barang atau jasa yang telah tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial.
Macam-macam dan Bentuk Saluran Distribusi
Menurut Basu
Swastha (1996:209) :
a.
Saluran
Distribusi Barang Konsumsi
Merupakan saluran distribusi barang konsumsi yang
menghubungkan antara produsen dan konsumen terdiri atas :
1.
Produsen – Konsumen
Ini adalah bentuk saluran distribusi yang paling
pendek dan paling sederhana.saluran distribusi ini tidak menggunakan perantara ,
ini dikarnakan produsen dapat menjual barangnya langsung kepada konbsumen. Oleh
karena itulah saluran ini disebut dengan saluran distribusi langsung.
2.
Produsen – Pangecer – Konsumen
Masih seperti saluran yang diatas saluran ini masih
disebut saluiran distribusi langsung. Disini pengecer besar langsung melakukan
pembelian kepada perusahaan. Adapun beberapa produsen mendirikan toko pengecer,
sehingga secara langsung melayani konsumen.
3.
Produsen – Pedagang besar – Pengecer
– konsumen
Saluran distribusi ini banyak dipergunakan oleh
produsen, karena produsen hanya melayani dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pengecer kecil. Salujran ini juga disebut saluran distribusi tradisional.
4.
Produsen – Agen – Pengecer –
Konsumen
Disini produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia
diberi wewenang untuk menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada pengecer
besar.
5.
Produsen – Agen – Pedagang besar –
Pengecer – Konsumen
Untuk saluran distribusi ini produsen sering
menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan produknya kepada pedagang
besar yang kemudian menjualnya ketoko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam
saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
b.
Saluran
Distribusi Barang Industri
Merupakan saluran distribusi barang industri yang
menghubungkan antara produsen dan pemakai industri terdiri atas :
1.
Produsen – Pemakai Industri
Saluran ini merupakn saluran yang pendek didalam
distribusi barang industri. Mengingat pendeknya saluran ini maka disebut juga
saluran distribusi langsung, biasanya saluran distribusi langsung ini diebut
produsen bilamana terjadi trasaksi penjualan pemakai industri cukup besar.
Saluran distribusi langsung ini biasanya dipergunakan oleh industru-industri
yang besar dan alat-alat berat.
Cotoh :
Kapal laut, Pesawat terbang.
2.
Produsen – Distributor Industri –
Pemakai Industri
Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan
asesosi ini dapat mengunakan distributor industri untuk mencaai pasar.
Contoh :
Radio, TV.
3.
Produsen – Agen – Pemakai Industri
Saluran distribusi ini dipakai oleh produsen guna
mencari atau memasuki daerah pemasaran baru. Disamping itu untuk memperkenalkan
produk barunya produsen ini tidak mempunyai departemen pasar. Produsen lebih
senang menggunakan agen.
4.
Produsen – Agen – Distributor
Industri – Pemakai Industri
Mengingat panjangnya saluran distribusi ini
maka,saluran ini dapat dipakai oleh perusahaan mengingat daya jual perusahaan
sangat kecil untuk dijual secara langsung. Disamping itu faktor penyimpanan
juga mendapat perhatian oleh karena itu berdasarkan atas lembaga penyaluran
fisik maka distribusi dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
·
Distribusi langsung, yaitu penyaluran
barang-barang yang secara langsung dilakukan oleh produsen ke konsumen tanpa
melalui lembaga-lembaga distribusi.
·
Distribusi semi langsung, yaitu
apabila dalam penyaluran barang-barang satu atau lebih lembaga distribusi pada
satu level tertentu saja seperti koperasi atau lembaga perusahaan yang
ditunjuk.
·
Distribusi tidak langsung, yaitu
apabila dalam penyaluran barang-barangnya terdapat beberapa level
lembaga-lembaga distribusi yang panjang.
3.
Strategi Distribusi
Untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang
atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi
yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba.
a.
Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi
distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau
pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok
digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan
dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi,
odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.
b.
Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah suatu
metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah
pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada
suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu
persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi
masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik,
produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
c.
Strategi Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah
memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer
saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis
distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi
dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti
showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level
marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.
2.2 Pedagang Grosir, Agen/Broker,
dan Aktivitas E-Intermediary
Pedagang grosir membeli produk dari
produsen dan menjualnya kembali kepada bisnis lain, biasanya menyediakan
layanan penyimpanan dan pengantaran barang. Pedagang grosir jasa penuh juga
memberikan kredit, pemasaran, dan perdagangan. Pedagang grosir fungsi terbatas
hanya memberikan beberapa layanan, kadang-kadang hanya penyimpanan. Drop
shipper, misalnya, hanya mengambil pesanan pelanggan, membeli barang dari
produsen, dan mengatur pengiriman.
Agen dan broker adalah perwakilan
independen dari banyak perusahaan dan bekerja atas dasar komisi. Mereka
berfungsi sebagai penjual dan perpanjangan tangan produsen yang tidak memiliki
tenaga penjualan.
E-intermediary adalah anggota
saluran yang didasarkan pada internet yang menjalankan satu atau dua fungsi:
1. Mereka
mengumpulkan informasi tentang penjual dan menyajikannya bagi konsumen.
2. Mereka
membantu mengirimkan produk-produk internet.
Ada tiga jenis e-intermediary:
1. Syndicated
selling terjadi ketika situs web menawarkan komisi ke situs web lain untuk
merujuk pelanggan.
2. Shopping
agent (atau e-agent) membantu konsumen internet dengan mengumpulkan dan memilih
informasi (seperti membandingkan harga dan ciri-ciri produk) untuk melakukan
pembelian.
3. Business to
business broker adalah perantara e-commerce untuk pelanggan bisnis. Mereka bisa
emberikan informasi pasar tebaru dan data harga serta produk.
2.3 Jenis-Jenis Pengecer dan Toko
Pengecer
Operasi eceran AS dimasukkan dalam dua klasifikasi:
1. Pengecer
lini produk: Pengecer bercirikan lini produk yang luas termasuk toko serba ada,
dan pasar swalayan. Toko khusus yang kecil melayani segmen pasar yang jelas
dengan menawarkan lini produk lengkap di bidang produk yang sempit. Pengecer
murah: toko-toko diskon, catalog showroom, factory outlet, warehouse club, dan
convenience store. Pengecer murah menjual kisaran luas produk dan tampil dalam
banyak bentuk.
2. Bentuk dari
pengecer tanpa toko mencakup direct-response retailing, seperti juga
telemarketing, di mana perusahaan melakukan kontak langsung dengan pelanggan
untuk menginformasikan produk ke pelanggan dan mengambil pesanan penjualan.
Mail order (atau catalog marketing) adalah bentuk direct-response retailing,
seperti juga telemarketing. Penjualan langsung masih digunakan oleh erusahaan
yang menjual dari rumah ke rumah atau melalui home-selling parties. Pengecer
elektronis menggunakan jaringan komunikasi yang memungkinkan penjual
berhubungan dengan komputer konsumen. Toko ritel melali internet mencakup
electronic storefront, di mana konsumen mengumpulkan informasi tentang produk,
mengajukan pesanan, dan membayar pembelian. Pelanggan bisa juga mengunjungi
cybermall: kumpulan virtual store-front yang menggambarkan beraneka ciri produk
melalui internet.
2.4 Distribusi Fisik dan Operasi
Pergudangan
Distribusi fisik mengacu pada semua kegiatan
yang dibutuhkan untuk memindahkan produk dari produsen ke konsumen, sehingga
produk tersebut tersedia di mana dan kapan saja diinginkan konsumen pada harga
yang layak. Kegiatan distribusi fisik mencakup pemberian layanan pelanggan,
pergudangan menyediakan penyimpanan produk untuk periode yang singkat dan lebih
lama. Pusat distribusi menyimpan produk yang permintaan pasarnya tetap dan
tinggi. Rantai eceran, pedagang grosir, dan produsen menggunakannya untuk
memecahkan jumlah dagangan yang besar ke dalam jumlah yang lebih kecil yang
diminta toko atau pelanggan.
Operasi gudang umum mencakup dua
biaya penting: selain menjaga apa yang ada supaya senantiasa tetap berada dalam
jalur, pengendalian persediaan mencakup tindakan penyeimbangan yang memastikan
bahwa walaupun setiap saat harus ada pasokan dan produk yang tepat dalam
persediaan, pasokan berlebih dapat dihindari. Penanganan material merujuk pada
transportasi, pengaturan, dan perolehan kembali barang-barang persediaan.
2.5 Transportasi dan Distribusi
Sebagai Strategi Pemasaran
Ada lima model transportasi yang
berbeda, baik dalam biaya maupun kecepatan pengiriman. Truk, keuntungan truk
mencakup keluwesan, layanan cepat, dan ketergantungan. Sedangkan kereta api,
terutama digunakan untuk mengangkut barang-barang yang berat, besar seperti
mobil dan baja. Transportasi udara, adala model transportasi paling cepat yang
tersedia dan keuntungan lainnya yaitu rendahnya biaya penanganan, pengemasan,
serta pembongkaran kemasan. Akan tetapi angkutan udara adalah bentuk
transportasi yang paling mahal. Angkutan air, adalah yang paling murah namun
lambat. Jalur pipa, digunakan untuk mengangkut cairan dan gas, jalur pipa
sifatnya lambat dan tidak fleksibel namun justru menyediakan aliran produk yang
konstan dan tidak terpengaruh oleh cuaca.
Banyak perusahaan menganggap
distribusi sebagai ladasan bagi strategi bisnis. Pendekatan ini berarti menilai
dan merampingkan seluruh kisaran kegiatan yang tercakup dalam membawa produk ke
pelanggan. Hub merupakan gerai distribusi sentral yang mengontrol semua
kegiatan distribusi perusahaan melalui dua strategi yang bertentangan:
1. Supply-side
hub paling masuk akal bila pengirimannya besar mengalirsecara teratur ke satu
pengguna industri. Untuk menghilangkan kemacetan, beberapa perusahaan
mengoperasikan prestaging hub di mana semua pasokan yang masuk dikelola untuk
memenuhijadwal produksi.
2. Distribution-side
hub menerima produk akhir sebuah perusahaan, yang mungkin saja diproduksi di
pabrik yang tersebar di seluruh dunia, dan mengkoordinasikan pengiriman ke
pelanggan yang juga berlokasi di seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah Bisnis
Pengantar tentang “Mendistribusikan
Produk” ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan kurang
lebih dalam penulisan atau penyusunan, mohon dimaklumi.
3.1 Kesimpulan
Dalam konsep
pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran di dalam
merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting
guna mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan
perencanaan terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat
merumuskan program pemasaran yang tepat bagi produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan
oleh perusahaan harus benar- benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain
itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut
agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk yang dihasilkan dapat
diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen.
Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan
suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan promotion).
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham. Dalam situasi seperti ini konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan promotion).
Pemasaran harus dilihat sebagai
suatu konsep bisnis strategi (strategic business concept). Artinya pemasaran
tidak lagi sekadar marketing as it is, melainkan harus diintegrasikan dengan
strategi perusahaan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan
Jilid 1, Erlangga : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar