Menjadi mahasiswa di zaman modern, mungkin seberuntung-beruntungnya
mahasiswa. Betapa tidak, dulu menjadi mahasiswa cukuplah sulit. Tidak ditemani
oleh teknologi yang canggih seperti sekarang ini. Dulu mahasiswa mengetik skripsi
dengan mesik ketik manual, yang kalau ada salah kalimat maka harus mengulang
mengetik lagi satu halaman.
Cukup merepotkan bukan? Belum lagi cara berkomunikasi yang sulit, harus menggunakan surat karena telepon merupakan barang yang sangat mewah kala itu. Satu hal lagi yang sangat penting, yaitu buku. Mahasiswa dulu sulit mencari buku referensi untuk sekedar membuat makalah atau skripsi. Tak jarang mereka harus mencari buku seharian di perpustakaan.
Tapi kalau mahasiswa sekarang justru dimanja oleh teknologi. Kalau mau menulis tinggal menyalakan komputer atau laptop. Sifatnya pun sangat mobile, dapat dibawa kemana-mana. Kalian mau mengetik di bawah pohon atau di mobil atau di kedai kopi. Semua terasa mudah. Berkomunikasi pun sangat mudah dengan gadget yang sangat canggih, bahkan bisa menelpon sambil bertatapan wajah meski teman yang kalian telpon berada di luar negeri.
Mencari buku referensi pun sangat mudah. Mahasiswa sekarang mengenal internet. Ada google, yahoo, amazone dan teman-temannya yang lain. Buku digital, e-book, artikel-artikel. Semua bisa dijadikan referensi dalam sebuah tulisan yang akan kalian buat.
Tapi apakah mahasiswa sekarang menggunakan teknologi tersebut dengan benar? Apakah teknologi tersebut membuat mereka berkembang?
Berkembangnya teknologi dan informasi ternyata tidak menjadi sebuah jaminan akan kualitas mahasiswa. Berikut efek negatif gadget bagi mahasiswa.
Efek negatif gadget ini sungguh sangat mengkhawatirkan di kalangan mahasiswa. Bukannya fokus terhadap materi kuliah, malah sibuk dengan gadget.
Cukup bermodal kuota atau sambungan wifi pada gadget, maka proses haram mencontek siap dilaksanakan. Tidak ada kata malu ketika mencontek. Yang penting nilai bagus. Yang penting tidak mengulang mata kuliah. Yang penting lulus cepat. Atau apalah apalah.
Ketika sedang kumpul di warung kopi, ada teman kalian yang sangat sibuk dengan gadgetnya sehingga lupa bahwa di sampingnya ada teman untuk diajak ngobrol.
Mungkin masih banyak lagi efek negatif gadget bagi mahasiswa. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah memaksimalkan fungsi gadget untuk dapat mengembangkan potensi diri, dan membantu mempermudah proses akademi. Jangan sampai kalian hanya disibukkan dengan hal-hal yang kurang berguna yang ada di gadget dan melupakan tugas dan fungsi kalian sebagai mahasiswa.
Cukup merepotkan bukan? Belum lagi cara berkomunikasi yang sulit, harus menggunakan surat karena telepon merupakan barang yang sangat mewah kala itu. Satu hal lagi yang sangat penting, yaitu buku. Mahasiswa dulu sulit mencari buku referensi untuk sekedar membuat makalah atau skripsi. Tak jarang mereka harus mencari buku seharian di perpustakaan.
Tapi kalau mahasiswa sekarang justru dimanja oleh teknologi. Kalau mau menulis tinggal menyalakan komputer atau laptop. Sifatnya pun sangat mobile, dapat dibawa kemana-mana. Kalian mau mengetik di bawah pohon atau di mobil atau di kedai kopi. Semua terasa mudah. Berkomunikasi pun sangat mudah dengan gadget yang sangat canggih, bahkan bisa menelpon sambil bertatapan wajah meski teman yang kalian telpon berada di luar negeri.
Mencari buku referensi pun sangat mudah. Mahasiswa sekarang mengenal internet. Ada google, yahoo, amazone dan teman-temannya yang lain. Buku digital, e-book, artikel-artikel. Semua bisa dijadikan referensi dalam sebuah tulisan yang akan kalian buat.
Tapi apakah mahasiswa sekarang menggunakan teknologi tersebut dengan benar? Apakah teknologi tersebut membuat mereka berkembang?
Berkembangnya teknologi dan informasi ternyata tidak menjadi sebuah jaminan akan kualitas mahasiswa. Berikut efek negatif gadget bagi mahasiswa.
Tidak fokus di kelas
Tidak usah memunafikkan, kalau banyak mahasiswa yang sibuk dengan gadgetnya ketika sedang belajar di kelas. Ketika dosen menerangkan materi tidak sedikit mahasiswa yang malah sibuk dengan gadget karena ada pesan dari salah satu media sosial. Atau hanya sekedar membuka timeline.Efek negatif gadget ini sungguh sangat mengkhawatirkan di kalangan mahasiswa. Bukannya fokus terhadap materi kuliah, malah sibuk dengan gadget.
Membuat malas
Karena banyaknya fitur yang ada di gadget, mahasiswa sungguh sibuk dengan gadgetnya. Mulai dari aplikasi chatting, game, media sosial, dan banyak lagi fitur di dalam gadget yang membuat mahasiswa menjadi malas.Menjadi media mencontek ketika ujian
Sepertinya mahasiswa sekarang pernah menggunakan gadget sebagai media untuk mencari contekkan ketika ujian. Bagaimana tidak? Ukuran gadget yang relatif kecil dan mudahnya mencari iformasi atau kunci jawaban di intenet melalui gadget.Cukup bermodal kuota atau sambungan wifi pada gadget, maka proses haram mencontek siap dilaksanakan. Tidak ada kata malu ketika mencontek. Yang penting nilai bagus. Yang penting tidak mengulang mata kuliah. Yang penting lulus cepat. Atau apalah apalah.
Media lupa teman di samping
Gadget dengan segala kemewahan yang dimilikinya tanpa sengaja telah menghipnotis banyak mahasiswa. Mungkin kalian pernah mengalami ketika sedang kumpul rapat atau diskusi, ada anggota rapat yang sibuk dengan gadgetnya dan melupakan teman disampingnya, bahkan forum rapat.Ketika sedang kumpul di warung kopi, ada teman kalian yang sangat sibuk dengan gadgetnya sehingga lupa bahwa di sampingnya ada teman untuk diajak ngobrol.
Mungkin masih banyak lagi efek negatif gadget bagi mahasiswa. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah memaksimalkan fungsi gadget untuk dapat mengembangkan potensi diri, dan membantu mempermudah proses akademi. Jangan sampai kalian hanya disibukkan dengan hal-hal yang kurang berguna yang ada di gadget dan melupakan tugas dan fungsi kalian sebagai mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar